Rabu, 04 September 2013

H. Ahmad, Transmigran Berhasil Jadi Motivator

H. Ahmad Suta Sumarna (kedua kanan)
KUNINGAN.- H. Ahmad yang  berpendidikan hanya tamat SR (SD, red) mengatakan, dirinya menjadi transmigran karena di desanya tidak memiliki lahan tanah. Padahal mata pencahariannya sebagai petani, sehingga hanya menjadi buruh tani yang tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. “Karena didorong niat yang kuat untuk bisa menghidupi kebutuhan keluarga, maka saya berangkat menjadi transmigran,” katanya kepada Siaga Karya, (4/9).


Namun demikian, Ahmad berpesan, niat dan tekad saja tidak cukup tanpa dibekali keahlian karena tanah 2 hektar yang diberikan pemerintah akan sia-sia jika tidak digarap secara sungguh-sungguh. “Disana saya diberi 1 unit rumah dan jaminan hidup oleh pemerintah. Oleh karena itu, agar lahan tanah itu bisa benar-benar bermanfaat maka saya mengkuti berbagai pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,” katanya.

Pelatihan tersebut diantaranya, pelatihan sebagai Imam Transmigran tahun 1989, Pelatihan Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah sehingga mendapat piagam dari Kanwil Dep. Kehutanan Provinsi Sumsel tahun 1996. Kemudian, Pelatihan sebagai Penyuluh Petugas Operasi dan Pemeliharaan Irigasi dari Kanwil PU Prov. Sumsel tahun 1996. Pelatihan Manager KUD calon Mandiri mendapatkan Sertifikat tahun 1997 dari Departemen Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil RI.

Dengan berbekal pengetahuan tersebut, ia menjadi Petugas Penyuluh Irigasi, Penyuluh Pengelolaan Tanah Kehutanan dan Konservasi Tanah serta mendapat kepercayaan sebagai Ketua Umum KUD Sawit di wilayahnya. Ahmad saat ini telah memiliki lahan perkebunan sawit dan karet seluas 200 Ha di Prov. Sumatera Selatan dan memperkerjakan 50 orang pegawai tetap.

Ia pun memiliki tanah seluas 5 hektar yang tersebar di beberapa desa di Wilayah Kabupaten Kuningan dan mengembangkan usahanya dengan membangun kios-kios usaha perdagangan di Kuningan dan Cirebon. “Saya tidak akan melupakan daerah asal sehingga wajar jika mewakafkan sebagian tanah untuk pembangunan mesjid dan langgar di Desa Indrapatra, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan,” katanya, seraya menambahkan dirinya merasa senang menjadi motivator bagi calon transmigran. (deha).