Jumat, 27 September 2013

KPU & Panwaslu Diminta Mundur

KUNINGAN.- Pasca rekapitulasi surat suara Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Kuningan beberapa waktu lalu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kuningan dan Panwaslu diminta mundur karena dinilai ‘main mata’ dengan salah satu pasangan Cabup dan Cawabup Kuningan. Hal itu terungkap pada saat aksi demo yang digelar ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Kuningan Peduli Demokrasi (AKPD) di depan KPU Kuningan, Kamis (26/9).
 
Mereka menilai proses Pilkada yang adil, bersih dan jujur telah gagal. Demokrasi tercederai oleh tindakan-tindakan melukai proses demokrasi. KPU dan Panwaslu telah melakukan keberpihakan kepada salah satu pasangan calon serta adanya pemanfaatan aparatur pemerintah secara masiv, sistematis dan terstruktur untuk memenangkan calon tertentu. “Birokrat maupun PNS tidak proporsional dan terlibat dalam politik praktis,” ujar korlap AKPD, Tri Maladi.

Oleh karena itu, masyarakat Kuningan bersama AKPD menuntut KPU dan Panwaslu Kuningan untuk mundur dan bertanggungjawab serta menyatakan permohonan maaf kepada rakyat Kuningan atas gagalnya proses Pilkada Kuningan. Selain itu pula, DPRD Kuningan diminta secara tegas mengungkap kepada publik jika terjadi penyimpangan-penyimpangan kebijakan daerah yang memanfaatkan kegiatan APBD untuk kepentingan pemenangan pilkada calon tertentu.

AKPD melalui mimbar jalanan mendesak DPRD Kuningan untuk mengunakan hak interpelasi dan menunjukkan keberpihakannya kepada rakyat. DPRD harus menyelidiki dan mendalami kebijakan-kebijakan yang mencederai demokrasi. “Kami akan melanjutkan perjuangan dan menuntut keadilan karena perjuangan ini merupakan gerakan moral dan memberikan semangat agar tindakan yang mencederai demokrasi tidak terulang kembali,” katanya.

Dalam orasinya, AKPD meminta kepada KPU dan Panwaslu Kuningan secara gentleman mengakui adanya tindakan yang tidak professional dan tindakan ‘abu-abu’ yang sejak awal dapat diindikasikan sebagai upaya secara tidak langsung menguntungkan salah satu pasangan calon. KPU digaji oleh negara dari uang rakyat tetapi dalam pelaksanaan tugasnya tidak mencerminkan kearifan kepada seluruh rakyat.

Pantauan SJB, aksi demo diwarnai teatrikal ketika para camat dan kades diinstruksikan untuk menyukseskan pasangan calon tertentu sambil ditaburi lembaran uang dan pemberian semen. Mereka pun membawa keranda mayat yang ditutupi kain berwarna hitam sebagai simbol matinya nilai-nilai demokrasi. Disamping itu pula, penyerahan ‘Odol Buat Sikat Gigi Bukan Untuk Sikat Suara’ yang diberikan kepada Komisioner KPU Kuningan, Hamid.  “Kami menerima aspirasi AKPD. Kita menunggu hasil dari MK, jika harus pemilihan diulang kita siap,” kata Hamid.  

Aksi tersebut berlangsung aman dan dijaga ketat ratusan aparat keamanan dari Polres dan TNI. Usai melakukan aksi damai di depan kantor KPU Kuningan, para pendemo pun melanjutkan aksinya ke sekretariat Panwaslu Kuningan dan DPRD Kuningan.(deha)