Selasa, 11 Juni 2013

‘Kue’ Pemuda Pancasila Menggiurkan

Oleh : Dadang Hendrayudha
DINAMIKA sosial politik menjelang Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Kuningan Bulan September 2013 sudah terasa hangat. Beberapa pasangan calon yang sudah mendaftar ke KPU Kuningan, ada 2 pasangan yang mempunyai kans kuat memenangkan Pilbup tersebut, yaitu ROCHMAT (Drs. H. Momon Rochmana, MM – HT. Mamat Robby Suganda, S.Sos) yang diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat dan didukung PKB. Kemudian, UTAMA (Hj. Utje Ch Hamid Suganda, MAP – H. Acep Purnama, SH, MH) dari PDIP dan partai penggembira lainnya.

Pilbup 2013 berbeda dengan pilbup sebelumnya dan sangat luar biasa. Betapa tidak, hingar bingarnya bukan hanya dilakukan partai politik pengusung calon maupun pendukung, namun berbagai elemen masyarakat termasuk organisasi kemasyarakatan (ormas) mulai ‘merias diri’ agar dilirik tim sukses pasangan Bupati/Wakil Bupati Kuningan.
 
Seperti halnya ormas Pemuda Pancasila Kabupaten Kuningan ternyata turut meramaikan pesta demokrasi tersebut. Bahkan Ketua Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (MPC PP) pernah ‘berbicara’ di media bahwa akan membela H. Aang Hamid Suganda yang menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila Kabupaten Kuningan.  

Tak pelak, statemen itu membuat sontak para pengurus Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila (PAC PP). Karena platform Pemuda Pancasila merupakan ormas independen sebagaimana diatur dalam AD/ART Pemuda Pancasila BAB III Pasal 6 ; Status Organisasi Pemuda Pancasila adalah Independen.

Kemudian Pasal 7 ayat 1 (satu) berbunyi : Organisasi Pemuda Pancasila bersifat terbuka tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, golongan, serta latar belakang sosial politik kemasyarakatan. Pasal 2 (dua) : Organisasi Pemuda Pancasila memiliki sifat mandiri, perjuangan/pergerakan  yang militan, persaudaraan, patriotik, inovatif, kreatif dan kepemimpinan yang konsekuen.

Pertanyaannya, kenapa Ketua MPC PP berstatemen yang dapat mengundang polemik dan opini di kalangan internal. Apakah hanya sekedar ‘tamba sebel’ daripada tidak ada yang harus dibicarakan ?. Ataukah sebagai bentuk show of force, sehingga memiliki bargaining position dalam menciptakan supply and demand ?.

Terlepas dari itu semua, ‘kue’ Pemuda Pancasila memang menggiurkan karena merupakan organisasi terbesar dan sudah mengakar hingga ke basis massa. Jika saja, Cabup Hj. Utje Ch. Hamid Suganda, MAP bukan isterinya H. Aang Hamid Suganda yang saat ini menjabat Bupati Kuningan, mungkin manuver sang Ketua MPC PP Kuningan itu dinilai biasa-biasa saja. Bagaimana pendapat anda ?.

Penulis : Sekretaris PAC Pemuda Pancasila Kec. Kuningan