Oleh : Dadang Hendrayudha
DINAMIKA sosial politik menjelang Pemilu Bupati dan
Wakil Bupati Kuningan Bulan September 2013 sudah terasa hangat. Beberapa
pasangan calon yang sudah mendaftar ke KPU Kuningan, ada 2 pasangan yang mempunyai
kans kuat memenangkan Pilbup tersebut, yaitu ROCHMAT (Drs. H. Momon Rochmana,
MM – HT. Mamat Robby Suganda, S.Sos) yang diusung Partai Golkar dan Partai
Demokrat dan didukung PKB. Kemudian, UTAMA (Hj. Utje Ch Hamid Suganda, MAP – H.
Acep Purnama, SH, MH) dari PDIP dan partai penggembira lainnya.
Pilbup 2013 berbeda dengan pilbup sebelumnya dan sangat
luar biasa. Betapa tidak, hingar bingarnya bukan hanya dilakukan partai politik
pengusung calon maupun pendukung, namun berbagai elemen masyarakat termasuk
organisasi kemasyarakatan (ormas) mulai ‘merias diri’ agar dilirik tim sukses pasangan Bupati/Wakil Bupati Kuningan.
Seperti halnya ormas Pemuda Pancasila Kabupaten
Kuningan ternyata turut meramaikan pesta demokrasi tersebut. Bahkan Ketua
Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (MPC PP) pernah ‘berbicara’ di media
bahwa akan membela H. Aang Hamid Suganda yang menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan
Organisasi (MPO) Pemuda Pancasila Kabupaten Kuningan.
Tak pelak, statemen itu membuat sontak para
pengurus Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila (PAC PP). Karena platform Pemuda
Pancasila merupakan ormas independen sebagaimana diatur dalam AD/ART Pemuda
Pancasila BAB III Pasal 6 ; Status Organisasi Pemuda Pancasila adalah Independen.
Kemudian Pasal
7 ayat 1 (satu) berbunyi : Organisasi Pemuda Pancasila bersifat terbuka
tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, golongan, serta latar belakang sosial
politik kemasyarakatan. Pasal 2 (dua) : Organisasi Pemuda Pancasila memiliki
sifat mandiri, perjuangan/pergerakan yang militan, persaudaraan, patriotik,
inovatif, kreatif dan kepemimpinan yang konsekuen.
Pertanyaannya, kenapa Ketua MPC PP berstatemen yang
dapat mengundang polemik dan opini di kalangan internal. Apakah hanya sekedar ‘tamba
sebel’ daripada tidak ada yang harus dibicarakan ?. Ataukah sebagai bentuk show
of force, sehingga memiliki bargaining position dalam menciptakan supply and demand
?.
Terlepas dari itu semua, ‘kue’ Pemuda Pancasila
memang menggiurkan karena merupakan organisasi terbesar dan sudah mengakar hingga
ke basis massa. Jika saja, Cabup Hj. Utje Ch. Hamid Suganda, MAP bukan isterinya H.
Aang Hamid Suganda yang saat ini menjabat Bupati Kuningan, mungkin manuver sang
Ketua MPC PP Kuningan itu dinilai biasa-biasa saja. Bagaimana pendapat anda ?.